Biarkan Alam Semesta Menyebelahkanku Denganmu


Konon, pada suatu titik tertentu, di keadaan tertentu, dalam garis waktu tertentu, akan tiba saatnya kita menemukan alasan untuk memperjuangkan sesuatu, sebuah alasan yang tak butuh jawaban rumit, sebuah alasan yang mampu melenyapkan keraguan dan kebimbangan, sebuah alasan yang mampu menumbuhkan sayap-sayap bahagia pada punggung dan milyaran cahaya bahagia dalam hati kita.

*

Summer –

Ini adalah kisah hidupku. Mencari sesuatu yang benar, tetapi, mungkin tak selamanya bisa selalu di anggap benar. Saat waktu terasa membeku, saat itu pula rasa kecewa melenyapkan segala tentangnya. Ia berusaha mengejar, tetapi aku terlampau untuk sering menghindar. Ya, itulah pilihanku.

Inilah aku.

Ada bongkahan bara, disertai secuil rasa bahagia yang menghuni di kedalaman jiwa.

Fall –

Aku tak tau kenapa sebuah rasa selalu datang tanpa diundang – tak tepat waktu dan tak bisa diduga kedatangannya. Ia hanya lelaki biasa saja. Tapi, ini semua terasa lebih dari apa yang aku kira.

Langit yang berwarna biru, perlahan memunculkan awan yang semakin bergulung mendung.

Kini, aku mencoba untuk lepas darinya. Aku bersyukur sudah dipertemukan dengannya. Hidup ini indah. Aku percaya, Tuhan selalu tahu apa yang terbaik. Ketika Dia tak memberi apa yang kita inginkan, bukan berarti Dia tak memberi apa yang kita butuhkan, bukan?

Tidak apa, barangkali baginya aku mungkin tak bisa tulus seperti apa yang ia kira. Aku yakin suatu saat ia kan menemukannya. Cepat atau lambat.

Winter –

I don't wanna hurt him anymore
I don't wanna take away his life
I don't wanna be.... a murderer

Ah, sudah seberapa jauh aku berlari menghindarinya? Sampai kapan aku akan menekan dan menyalahkan?

Barangkali inilah yang sudah menyakitinya : saat ia tahu aku mencoba untuk berbahagia dengan orang lain, saat itulah aku dapat merasakan bahwa hatinya sedang terluka.

Aku tak ingin menjadikan ini alasan kenapa setiap kali aku keluar pintu, aku selalu melihat ia semakin menyurutkan langkahnya. Aku tak ingin merenggut harinya. Aku tak ingin menjadi seorang pembunuh yang mematikan nyala api bahagia miliknya.

Sungguh, sejujurnya aku tak ingin melukainya.

Spring –

Jika saat ini aku rasa ia adalah jawaban yang cukup tepat, akankah ia kan menyalah keputusanku?

Aku mungkin memang tak bisa berjanji untuk selamanya setia, tetapi selama nafas masih menemani raga, aku akan berusaha dan mencoba.

Walaupun rasa ini belum bisa seutuhnya, kini, aku titipkan separuh hatiku padanya. Aku ingin mencoba menjadi bagian dari dirinya. Melengkapi hidupnya. Menjadi seorang perempuan tak sempurna yang senantiasa belajar mencoba menyempurnakan laju hidupnya. Laju hidup kita berdua. Laju hidup kita bersama.

Kita sebagai manusia hanya bisa berencana, entah matang, pun bimbang. Dan itulah pilihanku sekarang. Lalu, untuk perjalanan kedepan, Tuhan yang lebih tahu, bukan?

*

Barangkali alasan itu telah tiba.
Barangkali inilah saatnya.
Untuk mencoba saling berjuang.
Untuk bersama-sama mencoba saling menggenggam...

...selagi masih ada waktu, biarkan jantung kita belajar menyamakan degupan. Biarkan alam semesta mencoba menyebelahkanku denganmu....


---


*Backsounds : Rihanna - Unfaithful

0 Response to "Biarkan Alam Semesta Menyebelahkanku Denganmu"

Post a Comment