April Dan Kota Perantauan

-- Untuk perempuan periang dan penyayang,


Langit malam memang tak selalu menawan
Awan hitam tak selalu menandakan akan datang hujan
Usah takut tuk terus berusaha jadi rupawan
Karena rupawan tak hanya diukur dari ketampanan dan kecantikan

*

Pada tanggal ini, belasan tahun yang lalu, Ayah dan Ibumu dengan penuh rasa khawatir bercampur bahagia telah melahirkan seorang gadis cantik dari rahim seorang perempuan beruntung yang tak lain adalah Ibumu. Tiga hari pasca kelahiranmu, dokter spesialis kandungan yang menangani ibumu baru memperbolehkan untuk pulang. Aku tak begitu yakin apa yang Ayah dan Ibumu pikirkan saat itu, tapi aku pikir keduanya punya pemikiran yang sama : sedang dalam keadaan berbunga, penuh rasa bangga dan bahagia yang tak terkira. 

Kau tau, Tuhan telah menitipkanmu pada seorang Ibu yang baik hati dan penyayang. Tak hanya itu, Dia juga memberimu seorang Ayah yang baik dalam hidupmu. Dia adalah paman yang baik dan pekerja keras bagiku. Beberapa hari yang lalu sebelum berangkat ke Melbourne, aku sempat berbincang dengan Ayah dan Ibumu dirumah nenek. Yaah, walaupun sudah menginjak umur 50 tahun, tetapi gaya bicara dan keseharian mereka masih saja terlihat muda : harmonis, humoris dan romantis layaknya remaja yang selalu jatuh cinta. Yaa, seperti itulah Ayah dan Ibumu semenjak kepergianmu untuk melanjutkan studi di Solo.

Bagaimana kabarmu hari ini, April? Berharap, dihari pertama tahun ke-18 ini bisa lebih baik. Dan aku harap bisa terus bertambah baik. O..iya, sebelumnya, selamat merayakan hari lahir, April. Tetaplah keren dengan segala kemampuan, kelebihan, pun keterbatasan yang Tuhan berikan. Warisilah setiap kebaikan Ibu dan Ayahmu. Jadilah perempuan penyayang, selalu terlingkupi kebaikan, pun tangguh dalam setiap menghadapi cobaan.

Beberapa hari yang lalu, sebelum Ayah dan Ibumu berangkat ke Melbourne untuk pengobatan nenekmu, mereka menitipkan pesan padaku. Ayah dan ibumu meminta maaf karena tak bisa memberimu kado spesial seperti apa yang kau inginkan. Ayah dan Ibumu harus membiayai pengobatan nenekmu terlebih dulu di Melbourne yang sakit sudah beberapa bulan ini. 

April-ku sayang, sebelum kamu mengeluh dan marah pada mereka, karena Ayah dan Ibumu tidak memberimu kado spesial diulang tahunmu ini berupa Smartphone baru, coba tengok sejenak anak-anak kecil disekitaran rumah nenek kita dan saudara-saudara kita yang masih punya permasalahan lebih kompleks daripada kita : ada yang tak punya tempat tinggal, ada yang hanya bisa makan sehari sekali, ada yang tak punya ayah dan ibu, dan lain masih banyak yang lainnya. Tetapi, mereka masih bisa tersenyum, dan gembira dengan keterbatasan mereka. Kau tau, terkadang aku iri dan ingin bisa seperti mereka yang selalu punya cara untuk bergembira dan tersenyum lepas - dengan segala cara yang mereka punya. Ah sejujurnya, aku ingin bisa belajar seperti mereka : selalu tabah menghadapi ujian yang Tuhan beri dengan rendah hati, dan selalu menerima kekurangan pun menikmati setiap anugrah yang Tuhan beri dengan ikhlas diri. Aku harap, kau pun juga.

April, berbahagialah dengan hidupmu yang apa adanya. Setiap orang bisa jadi keren dengan mengikuti laju trend saat ini : memakai apa-apa yang mahal, membeli barang-barang yang mewah, bahkan sampai melakukan hal-hal diluar batas kewajaran supaya dianggap keren. Kau tau, April ? Tanpa kemewahan, smartphone yang canggih, dan barang-barang berharga pun, kau tetap bisa keren asal kau terus berupaya untuk mengenali pun menjadi diri sendiri. Ya, benar. Jadi diri sendiri. Barangkali semacam penyederhanaan dari usaha menekan ego sendiri, melakukan tindakan dan berbuat sesuai hati nurani. Tak usah terlalu sibuk memikirkan bagaimana untuk menjadi keren. Kalau kau terus menerus berbuat baik pada orang lain, dengan sendirinya dunia dan seisinya akan menganggapmu keren.

April, jika hari ini kau merasa begitu lelah, merebahlah sejenak. Sebelum kau menggalau berlebihan karena belum dibelikan smartphone baru, lihatlah mereka, anak-anak kecil yang masih bisa berbahagia dengan layang-layang yang mereka punya, dan saudara-saudara kita yang masalahnya lebih berat dan masih bisa tersenyum dengan tulus ikhlas menatap dunia. Kau adalah salah satu perempuan beruntung. Jangan takut menjadi keren dengan cara kita masing-masing. Dengan segenap kelebihan dan keterbatasan yang kita punya pula, tentunya. Selagi kita masih diberi nafas. Masih bisa merasa kekurangan. Masih bisa mengeluh. Masih bisa untuk berusaha. Masih bisa berjuang. Dan..semoga juga masih bisa dan tau cara bersyukur.


Selamat merayakan hari lahir di kota perantauan, April. Jaga diri baik-baik. Semoga Ayah dan Ibumu sudah tak lupa memberimu kabar. Tak usah khawatir, Ayah dan Ibumu pasti akan memberi kado yang lebih keren daripada apa yang kau inginkan. Hingga pada saatnya kelak, kau akan mengetahui kenapa Ayah dan Ibumu melakukan itu semua.

...Peluk dan salam penuh hangat untukmu selalu, April.

0 Response to "April Dan Kota Perantauan"

Post a Comment