Malaikatku Kembali Pada-Mu


Dirumah enggak boleh nakal, harus jadi kakak yang baik. Dan harus nurut sama yang ada dirumah – Ibu

*

Begitulah kira-kira pesan atau mungkin sebuah nasehat yang ia sampaikan padaku. Entah kenapa, sejak saat itu aku tak bisa lagi mendengar suaranya. Aku kehilangan simpul senyum dan tawanya. Aku tak lagi melihat jejak langkah-langkah kakinya. Aku tak lagi merasakan keberadaannya.

Ya, sejak saat itu. 8 tahun yang lalu.

Ada sesuatu yang telah Tuhan ambil dariku : Ibu.

Saat itu aku tak tau lagi harus berbuat apa. Bagaimana aku menjalani hari-hariku tanpa Ibu? Siapa yang akan memasakkan aku makanan yang enak dan lezat setiap hari? Siapa yang akan menasehatiku dan memarahiku? Siapa yang akan mencintaiku dengan sepenuh hati nanti? 

*

Barangkali suara, senyum, tawa, dan jejak langkahnya mungkin tak kan pernah bisa aku temui lagi. Tetapi, entah kenapa Ibu tak pernah gagal untuk selalu menyusup dalam hati dan jiwaku – seolah selalu ada dan tak pernah absen dalam hidupku. Ibu selalu saja berhasil menghangatkan raga. Ibu selalu berhasil membuatku merasa tenang dan tak pernah membiarkanku tenggelam. Saat kegelisahan menguasaiku, Ibu selalu saja berhasil mendamaikan. Ibu selalu saja berhasil menolong saat getir menghampiri dan menyusup dalam jiwaku.

Ah, mungkin Kau sangat merindukan Ibuku. Mungkin Ibu terlalu baik untukku. Hingga Kau begitu cepat mengambil Ibu dariku. Tak apa. Aku sudah cukup berterimakasih karena Kau sudah sangat baik padaku : telah memberiku sosok perempuan yang berhati mulia dan berparas cantik jelita - menitipkan malaikat terbaik-Mu untukku.

Suatu saat nanti, memang semua akan kembali, menuju kehidupan dan kesempurnaan yang abadi. Aku percaya, suatu saat seluruh kreasi-Mu termasuk aku, juga akan kembali pada-Mu seperti Ibu. Tetapi, sebelum itu terjadi, ijinkan aku menyelsaikan tugasku, membaktikan diri pada Ibu : melakukan kebaikan apa saja dengan segenap kesungguhan dan keikhlasan yang aku tau bisa membuat Ibu berbahagia dan melengkungkan senyum tulusnya untukku dari tempat terbaiknya.

Dan, kelak, jika Kau kira tugas dan pesan Ibu sudah aku kerjakan dengan baik, serta baktiku pada Ibu juga sudah mencukupi. Jika sudah tiba waktunya untukku, aku mohon Kau pertemukan aku dengan Ibu. Ditempat yang semestinya. Ditempat yang penuh dengan kebahagiaan. Ditempat yang banyak dirindukan orang-orang.

...Disurga – tempat terbaik sepanjang masa.



-- Untukmu, jika kau masih bisa bersanding dengan Ayah, Ibu, keluarga tercinta, sayangi dan jaga mereka selagi kau masih bisa. Jangan kau sakiti, apalagi sampai kau lukai. 

1 Response to "Malaikatku Kembali Pada-Mu"