Keikhlasan


Mantra semesta nomor 11 pasal 42 : “I’m not okay, but I’ll be just fine.”

*

Selamat pagi,

Perkenalkan, namaku adalah ‘Keikhlasan’. Aku dihadirkan dan dilahirkan kedunia ketika kau tengah mengalami masa masa sulit dalam hidupmu. Masa-masa dimana kau terlumpuhkan oleh sesuatu yang tak sama sekali kau harapkan dan kau inginkan. Masa-masa dimana kau tengah terpuruk dan bumi seolah tak berarti, pun bersahabat denganmu lagi.

Aku akan memberikan ilustrasi sederhana. Aku terlahir sesaat setelah kau tersadar dan ternyata kau terlambat menyayangi seseorang yang ingin sekali kau sayangi. Aku terlahir saat ada sesuatu yang berharga dan amat kau cinta hilang dalam hidupmu. Aku terlahir sesaat setelah sesuatu terjadi dengan salah satu keluargamu, dan seketika itu semesta memanggilnya untuk pulang. Aku terlahir sesaat setelah kau mengetahui bahwa sahabat dekatmu kini telah berjalan dengan seorang gadis yang juga amat sangat kau suka. Aku terlahir sesaat setelah sebuah kekecewaan, ketidak-relaan, dan perasaan kehilangan menghampiri dan seolah menyerangmu bertubi tubi.

Aku tau, mungkin kau berfikir kelahiranku tak banyak diinginkan, tapi maksud kelahiran dan kehadiranku tidak buruk. Tuhan ingin supaya kau sejenak menengok kearahku, belajar untuk merelakan dan mengikhlaskan sesuatu. Aku tau, hidup mungkin memang harus terus berjalan kedepan. Tapi, ada kalanya semesta membawamu menengok kebelakang, untuk sesekali belajar merelakan, pun mengikhlaskan segala sesuatu yang membebani langkah-langkahmu.

Tuhan memang baik, Dia selalu memberikan kemaslahatan manusia. Bahkan, selalu ada alasan ketika aku dihadirkan, dan bahkan tidak dihadirkan dalam hidup seseorang. Kehadiranku dihadapanmu adalah salah satu cara Tuhan untuk membantu mengingatkanmu supaya kelak kau bisa lebih menjaga dan menghargai apa yang sudah Tuhan beri. Dan, ketidakhadiranku adalah salah satu cara Tuhan mengingatkanmu supaya kau lebih mensyukuri segala sesuatu yang sudah Dia beri, pun tengah kau miliki saat ini.

Aku mencintaimu, wahai engkau yang tengah terlumpuhkan dan terlemahkan kekecewaan, pun rasa kehilangan yang dalam. Aku percaya, kelak, ketika kau berusaha bangun dan berjalan lagi, aku yakin dengan sendirinya kau akan bisa merelakan segala sesuatu yang memang seharusnya kau lepaskan dan meninggalkan sesuatu yang semestinya pantas kau tinggalkan.

Aku mencintaimu, wahai engkau yang selalu berjalan dengan tegar dalam menerima dengan lapang kenyataan-kenyataan yang barangkali tak sesuai apa yang kau harapan.

Aku mencintaimu, wahai engkau yang selalu tabah, sabar, dan kuat menghadapi cobaan yang sedang Tuhan berikan.

*

Mantra semesta nomor 13 pasal 47 : “Salah satu jalan terbaik, ketika tak ada lagi sesuatu yang bisa kita perbuat, dan kita lakukan adalah dengan belajar mengikhlaskan.”

Percayalah, waktu pasti akan menyembuhkan, dan kau akan baik baik saja. Tetaplah kuat, tegar dan lapang. Perkenankanlah ketenangan dan kedamaian memelukmu dengan erat, dan kemudian melepaskan kekecewaan, pun kesedihan-kesedihan yang tengah kau rasakan. Biarkan mereka bekerja dengan sendirinya.

Lalu, katakan pada kedalaman jiwamu masing masing : “I’m not okay, but I’ll be just fine.” –

..Perkenalkan, namaku adalah ‘Keikhlasan’.

0 Response to "Keikhlasan"

Post a Comment