Hallo, apa kabar, Aras?
Aku dengar kau sedang sibuk belakangan ini. Syukurlah, aku hanya bisa berdoa supaya setiap hal yang masih berserakan segera terselesaikan.
Sudah lama sekali aku tak menulis. Aku harap tulisan ini tak mengganggumu jika kau baca sampai selesai. Semoga saja.
Sejujurnya, aku senang kalau kau mau melepas lelap hibernasimu, Aras. Mungkin beberapa bulan ini kau terlalu lelah, sampai-sampai tidurmu terlalu lelap. Hingga beberapa orang merasa seolah kehilanganmu. Hingga sahabatmu pun menanyakan dimana keberadaanmu. Hingga mungkin ibumu terlalu khawatir pada keadaanmu.
Aras, barangkali dalam lelapmu, kau sedang menimang-nimang apa yang menjadi pilihan-pilihanmu. Mungkin juga kau sedang berada pada beberapa pilihan yang mungkin membuatmu harus menguras tenagamu, sampai-sampai kau terlalu lelap tidur di kotak hibernasi.
Kini aku merasa ikut senang, Aras. Betapa tidak. Karena kini aku rasa kau tengah mengumpulkan tenaga untuk mencoba bangun dan berdiri lagi, aku rasa kau sedang berusaha keluar dari kotak hibernasi panjangmu. Lalu, jikapun didalam kotak hibernasimu, ternyata memang kau sedang memilah-milah pilihan, semoga apa yang menjadi pilihanmu saat ini adalah pilihan yang menurutmu paling tepat untuk dirimu.
Karena hidup memang tentang pilihan. Dan manusia memang berhak menentukan pilihannya sendiri tanpa perlu mendapat tindasan, bukan?
Terlepas apapun pilihan itu, semoga hati kecil kita masing-masing kan selalu menuntun. Semoga telapak kaki kita mampu menopang setiap pilihan yang akan kita kerjakan. Semoga kaki kita mampu menuntun untuk menyelesaikan setiap hal yang masih berserakan.
Dan, semoga saat kaki kita sedang berusaha menapak untuk merealisasikan setiap pilihan dan mencoba berjalan: disitu tersedia kemudahan, keikhlasan, dan keberkahan yang mengiringi sekaligus melengkapi.
*
Sudah dulu ah. Jika kau tak berkeberatan, lain waktu disambung lagi. Semoga lelaki yang selalu gagal manis dihadapanmu ini tak menghambat langkahmu, apalagi sampai menjegal semangatmu.
Lekas bangun dari kotak hibernasi, berdiri, lalu peluklah mimpi-mimpi indahmu, Aras :)
0 Response to "Memeluk Mimpi"
Post a Comment