Esok Kan Bahagia


Api kebahagiaan yang sempat meredup itu kini kembali menyala hebat. Senyum dan tawa perempuan itu kembali secara perlahan-lahan. Senyum kecil yang penuh dengan kelapangan membawanya pada ketabahan. Tawa sederhana yang penuh dengan keikhlasan membawanya pada ketenangan. Tak dapat ditoleransi lagi, kini senyum dan tawa itu telah berhasil membumihanguskan kesakitan dan keterpurukan yang ada pada dirinya.

Kesedihan hari ini, bisa saja jadi bahagia esok hari. Walau kadang kenyataan, tak selalu seperti apa yang diinginkan. Kan ku ikhlaskan segalanya. Keyakinan ini membuatku bertahan...

Kini, tak ada lagi kesedihan dan kesakitan yang ia rasakan dalam dadanya. Hatinya kini kembali  terbakar hebat. Cahaya yang sempat padam kini telah menyala lagi. Hati yang sempat remuk kini utuh kembali. Semakin jauh berjalan, semakin jauh pula manusia bisa lebih jauh mengenal kesedihan, kesakitan, pun kebahagiaan, kata perempuan itu dalam hati. Kini, kebangkitan yang ia ciptakan telah menyulutkan api kebahagiaan : mengalir merambat menyebar melalui jaringan darah – menghanguskan kesedihan dan kesakitan yang selama ini menyesakkan. 

Hidup yang kujalani. Masalah yang kuhadapi. Semua yang terjadi, pasti ada hikmahnya...

Perempuan itu terus menerus berdoa merapalkan segala apa yang ia bisa. Tak lelah untuk meminta, dan selalu mengerahkan seluruh tenaganya untuk tetap berusaha. Harus tetap tegar, tabah menghadapi setiap masalah, tak mudah berserah, dan pantang berkata pasrah, itulah prinsipnya. Ia yakin, bahwa setiap mereka yang sedang dan tengah diuji, adalah pribadi-pribadi yang benar-benar sangat Dia cintai!

Walau kadang kenyataan tak selalu seperti apa yang diinginkan. Kan kuserahkan semuanya. Keyakinan pada-Nya menjadikanku tenang...

Ada simpul senyum yang kuat mengalir menggetarkan dada saat ia berdoa. Hati yang sakit, kini terselimuti oleh kedamaian. Perasaan yang sempat hancur, kini terutuhkan oleh kasih sayang. Tangan dan kaki yang sempat melemah, kini terkuatkan oleh harapan. Mata yang sempat redup, kini telah menatap tajam penuh keyakinan. Sayap-sayap yang sempat patah, kini tengah bertransformasi menjadi lebih kuat dan telah kokoh lagi.

Ku kan terus berjuang. Ku kan terus bermimpi. Tuk hidup yang lebih baik. Tuk hidup yang lebih indah...

Kini, keyakinan itu membantunya kembali berdiri. Beragam impian mendobraknya untuk bangkit dan terus berjuang. Bara api dalam dirinya membenamkan kesedihan dan membunuh keterpurukan. Cahaya harapan semakin terang dan terus berupaya menyempurnakan kebahagiaan!  

*

Harus yakin...Pasti bisa...Kesedihan hari ini, bisa jadi bahagia esok hari...

Mungkin memang benar, kesedihan yang sedang perempuan itu rasakan ibarat seekor burung elang yang juga sedang mengalami kesakitan. Ia harus membuat sebuah keputusan diatas keterpurukan atau memilih hilang dicekik kematian dan kesia-siaan. Elang merupakan binatang tangguh yang selalu sigap disetiap menerka mangsa. Jangan lihat hanya dari kehebatannya, lihatlah sisi lain dari dirinya. Ia juga mempunyai masa-masa sulit. Elang bisa hidup lebih dari 70 tahun jika mereka mau bertahan. Pada usia 30 hingga 40 tahun, ia dihadapkan oleh pilihan yang sangat menyulitkan : apakah dia harus pasrah dengan kondisi yang sangat menyulitkan dan akhirnya mati tak berdaya, ataukah dia harus bertranformasi supaya menjadi lebih berdaya guna dan tak mati sia-sia. Pada usia 30 hingga 40 tahun, ia akan mengalami fase dimana paruhnya memanjang hingga sampai pada dada. Kuku cakar pada kakinya akan semakin memanjang dan menjadi semakin rapuh. Bulu-bulunya menjadi lebih panjang, dan membuat ia tak leluasa menerkam mangsa, maupun terbang diudara.

Hanya ada satu jalan supaya bisa kembali menjadi elang yang gagah dan kuat, yaitu dengan bertransformasi. Ia harus memaksakan diri untuk tetap terbang menuju menuju puncak bukit dengan keadaan yang cukup memilukan. Ia harus membuat sarang ditempat yang tinggi, bahkan ditepi jurang, supaya bisa bertransformasi kalau tetap ingin bertahan dan tak ingin mati sia-sia.

Ia harus mematuk-matukkan paruhnya ke bebatuan sekeras kerasnya supaya paruhnya lepas. Setelah paruh itu lepas, ia harus menunggu selama 6 bulan supaya paruhnya bisa tumbuh lagi dan cukup kuat mencabik-cabik mangsa. Ia tau, ini sangat sakit. Tapi ia harus melakukannya supaya bisa bertahan dan tak mati terlalu dini. Lalu, setelah paruhnya cukup kuat, ia akan menggunakan paruhhnya untuk mencabuti kuku-kuku dicakarnya dan juga bulu-bulu ditubuhnya. Ia harus merusaha menahan dingin diperbukitan yang tinggi. Betapa memilukannya, inilah fase yang sangat menyakitkan. Burung tanpa bulu dibadannya! Bahkan ia harus bisa berjuang melawan dingin angin malam dipuncak perbukitan. Memang sangat sakit. Tapi, inilah resiko terberatnya: apakah akan mati dipuncak perbukitan ataukah dia akan terus berupaya bertahan menghadapi kesakitan yang cukup mematikan.

Ia membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menjadi kuat dan hebat lagi. Tetapi, lihatlah, betapa mengagumkannya elang itu setelah melalui proses transformasi dipuncak perbukitan. Ia kembali menjadi elang yang kuat dengan paruh yang tajam, tubuh yang gagah, dan cakarnya yang keras. Kini elang itu menjadi lebih hebat, bertambah kuat dan akan semakin hebat.

Harus yakin...Pasti bisa...Kesedihan hari ini, bisa jadi bahagia esok hari...

Kini, perempuan itu juga telah bermetamorfosis menjadi lebih kuat dan lebih hebat lagi seperti elang itu. Ia memilih untuk tetap bertahan diatas jembatan kesedihan, diatas banyak permasalahan, diatas kesakitan yang bertubi tubi menyerang. Ia memilih untuk tetap bertahan walaupun ia tau ini sangatlah sulit dan menyakitkan. Dengan penuh keyakinan, ia memilih untuk bermetamorfosis bersama kesakitan, kesedihan dan keterpurukan. Hingga datang waktu yang tepat, dan ia bisa menjadi seperti yang sekarang ini : menjadi sosok perempuan yang hebat dan bertambah kuat.

*

Harus yakin...Pasti bisa...Kesedihan hari ini, bisa jadi bahagia esok hari..

Mungkin memang benar, setiap kenyataan tak akan bisa selalu bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Manusia hanya diberi kuasa atas dirinya sendiri. Manusia tidak diberi kuasa atas alam  semesta ini. Maka, tak perlu terlalu meratapi apa-apa yang Tuhan berikan. Semesta ini adalah milik-Nya, maka setiap apa yang telah, sedang dan akan terjadi pada kita adalah kuasa-Nya.

Berbahahagialah seperlunya. Berdukalah sepantasnya. Bersedihlah sewajarnya. Dan bergembiralah ala kadarnya. Tak perlu terlalu  berlebihan merayakan, menyesali ataupun terlalu menangisi segala sesuatu yang sudah Tuhan beri. Karena pada dasarnya, semua yang ada di alam semesta ini tak akan pernah bisa diprediksi maupun diakali oleh setiap manusia yang ada dibumi.

Harus yakin...Pasti bisa...Kesedihan hari ini, bisa jadi bahagia esok hari...

Untukmu, tetaplah berupaya menjadi pribadi yang selalu berbuat kebaikan, penuh cinta, dan kasih sayang. Cintailah hidupmu dan orang-orang yang ada disekelilingmu saat ini. Teruslah berusaha untuk menyayangi dan mencintai mereka selagi masih bisa. Lupakanlah kesedihan yang telah menggerogoti kebahagiaan-kebahagiaan itu. Leburkan kesakitan yang telah menguras kebahagiaanmu. Luaskanlah pemikiranmu, lapangkanlah jiwa dan ragamu.

Hiruplah angin segar yang penuh ketenangan dan kedamaian. Lihatlah orang-orang yang selalu mencintai dan menyayangimu – yang selalu ada disekelilingmu. Jangan buat mereka cemas, jangan buat mereka khawatir. Bila perlu, ubahlah kecemasan dan kekhawatiran mereka. Cemaslah kalau kau tak bisa membuat mereka gembira. Khawatirlah kalau kau tak bisa membuat mereka bahagia.

Maka, salah satu cara untuk tak membuat mereka cemas dan khawatir adalah jangan pernah menyia-nyiakan hidupmu. Jangan pernah menyia-nyiakan apa-apa yang telah mereka berikan padamu – kasih sayang, cinta dan kebahagiaan-kebahagiaan lainnya. Yakinlah mereka akan selalu ada untukmu, senantiasa mendukung dan membantumu...

Teruslah berjuang meraih mimpi, teruslah berupaya menemukan jati diri, teruslah menggali kebahagiaan-kebahagiaan suci, ubahlah hidupmu menjadi lebih indah dan lebih baik lagi.

Percaya dan yakinlah. Bahwa setiap kesedihan dan kesakitan yang kita alami hari ini, adalah bekal bahagia esok hari...


Backsounds : D’Masiv Feat Giring, Ariel, Momo – Esok kan Bahagia

2 Responses to "Esok Kan Bahagia"

  1. Semoga bisa mencontoh semangat sang elang yang berjuang

    ReplyDelete
  2. Amiinn amiinn, Jikk. Semoga bisa selalu berjuang menggapai impiannn hehe ;)

    ReplyDelete