Cahaya [Pagi]


Aku menyayangi pagi yang tenang. Aku menyukai pagi yang sunyi.

Suara engsel pintu kamar ayah bedecit. Lampu kamar mandi menyala , disusul kemudian kran yang mengalirkan air untuk wudhu – ritual pensucian bagi umat muslim sebelum melakukan ibadah. Dingin.

“Subuhan yuk :)”. Kirimku. Dalam pesan singkat pagi ini.

Aku membuka pintu kamarku. Mengambil air wudhu.

*

Setiap hari , aku jatuh hati padamu.

Jalanan yang basah oleh hujan. Air dipinggir jalan yang sedikit menggenang.

Orang orang mulai melakukan rutinitas masing masing : Penjual sayuran dipasar memulai aktifitas. Bau Soto di samping rumah sudah mulai tercium harum. Pembeli ayam keliling tawar menawar dengan penjual. Beberapa sorot lampu motor menambah keramaian jalan yang masih dingin.

..Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilahaillallah.

Iqomah sudah terdengar. Aku bergegas , masih beberapa puluh meter lagi.

Bulan dan bintang masih tersamarkan awan.

*

..assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Disinilah kasih sayang itu tumbuh , setiap pagi.

Selepas salam , aku berdoa dengan sungguh sungguh.

Semoga Tuhan selalu menjaga dan menyayangi jauh melampaui aku [berusaha] menjaga dan menyayangimu.

Semoga Tuhan selalu mengijinkamu untuk bangun lebih awal dariku – setiap pagi.

Semoga cinta tulus[-Nya] selalu mengalir dalam jiwa dan kebaikan hatimu.

*

Selamat pagi , sayang.

Aku harap cahaya pagi ini menguatkan dan menghangatkanmu.

Menjabat , serta memelukmu dengan erat.

Aku menyayangimu - sederhana. Bersama pagi , berbekal doa , serta atas izin-Nya.

0 Response to "Cahaya [Pagi]"

Post a Comment