Perasaan



Ini untuk kedua kalinya kita ke tempat ini - Resto favoritmu. Aku duduk disampingmu. Makan malam seperti biasa. mengakrabi kedekatan kita.

Masih seperti saat kita pertama kali kita kesini. Taman air yang masih membiarkan ikan ikan dalam kolam menikmati malam ditemani bulan dan bintang. Suara mp3 ; speaker disudut ruangan yang menemani pengunjung menikmati suasana malam yang dingin. Pelayan yang masih santun dan ramah membuat tempat ini selalu ramai pengunjung.

***

Kau cantik. Aku menatapmu setelah menghabiskan sup ayam yang aku pesan tadi.

“Udah habis makannya ?” Tanyaku.

“Belum.” Jawabmu pendek.

“Kok kamu udah habis sih ?” Tanyamu , memasamkan muka.

Aku tersenyum kearahmu. “Cepat habisin Dev.” Kataku , ada tawa kecil. Kau melengkungkan senyum kearahku.  Senyum itu membuyarkan pikiranku.

*

“Aku sudah selesai.” Katamu.

“Ada apa , Dim ?” tanyamu lembut.

Sejujurnya aku belum pernah menyatakan perasaanku pada seorang perempuan. Ada perasaan gugup yang semakin mempercepat laju jantungku.

“Dev ?” kataku , semakin gugup. Ada getar yang tak biasa merambat pada aliran darahku.

“Ada apam, Dim ?” Kau mengulangi pertanyaanmu. Kau menatapku , tersenyum.

Kau adalah perempuan yang baik , perhatian , suka menolong , rajin beribadah juga cantik. Bisikku dalam hati. Entah bagaimana caranya beberapa saat kemudian semuanya meledak ; kekuatan macam apa yang tiba tiba memberanikanku untuk mengungkapkan perasaanku padamu ?

“Aku suka kamu. Mau kah kau jadi kekasihku?” Tanyaku pelan – gugup ; detak jantungku seolah berdetak dua kali lebih cepat.

Aku memberanikan diriku menggenggam tanganmu. Kau terdiam beberapa saat. Angin malam (semakin) mendinginkan suasana. Jam diresto menunjukkan pukul 21.20. Sesaat terdengar suara mobil masih melaju dipinggir jalan. Pelayan masih sibuk melayani pembeli dengan ramah dan sopan.

Perlahan kau melepas genggamanku.

Kenapa ? tanyaku dalam hati. Angin malam berhembus semakin dingin. Seolah membuat suasana malam ini menjadi malam yang buruk untukku.

*

Kau mencari celah tanganku, mengembalikan genggem itu disela jari jariku. Kau menggenggam tanganku lembut.

Kau mengangguk perlahan dan bibirmu melengkungkan senyum tulus. Apakah dengan ini Devi menerimaku ? Seketika itu seolah suasana bersalin rupa menjadi taman bunga yang indah penuh kebahagiaan.

Kau menyandarkan kepalamu dibahuku. Aku membetulkan posisi dudukku. Ada perasaan yang  menghangatkan. Malam itu , kita berdua seolah menjadi dua orang yang paling berbahagia didunia.

***

Kini , ikatan itu semakin kuat. Aku bersyukur, dari semua perempuan yang aku kenal, Devi mungkin bukan perempuan yang paling cantik yang aku kenal, bukan yang paling baik dan rajin beribadah. Dia adalah perempuan yang tepat ; yang bisa menerima apa adanya diriku.

..Mudah mudahan ini baik bagimu , juga baik bagiku. Semoga kebahagiaan ini tidak berlebihan ; sederhana dan tak melukai.

0 Response to "Perasaan"

Post a Comment