Perayaan



Semoga permintaan ini tidak berlebihan. “Aku akan memintamu untuk meluangkan waktu untukku , paling tidak untuk merayakan hari ini sebentar saja , boleh ? Nggak lama kok , boleh ya ?” kata perempuan yang tak aku kenal itu sambil membujukku.

“Dari berpuluh puluh teman , ratus ratusan teman, bahkan ribuan teman , mungkin aku bukan teman yang baik untukmu. Aku ingin berpura pura menjadi teman baikmu ; sebentar saja , ikut merayakan hari ini bersamamu , tepat saat kau dilahirkan – Saat dimana kau dipaksa semesta meninggalkan rahim ibumu bersama tangis kecil yang lembut.” Lanjut perempuan bersama senyum tulusnya.

“Aku ingin berpura pura mengenalmu seperti sahabat dekatmu , teman terbaikmu yang selalu ada untukmu ; merayakan hari ini bersamamu , sebentar saja , boleh ?” Perempuan itu mencoba menanyakannya lagi.

***

“Berdoalah pada Tuhan bersama mereka!”  Kata perempuan itu sambil menatap wajahku dengan tulus.

Aku terdiam ; mencoba menelaah apa yang ingin ia sampaikan padaku.

“Berdoalah bersama mereka , orang orang yang mendoakanmu , aku yakin kau tak akan sanggup jika harus menerlantarkan doa doa yang mereka lantunkan untukmu. Orang orang yang menyayangimu , orang orang yang peduli padamu , mereka yang dengan rendah hati mendoakanmu : apakah kau akan membiarkan saja doa doa mereka terlantar di sekelilingmu ? Apakah kau hanya akan diam saja melihat doa doa itu menjamur disekelilingmu ? Kata perempuan itu dengan pelan dan lembut - penuh ketulusan.

“Kau pasti tak akan sanggup jika kau hanya berdiam diri melihat doa doa mereka berserakan disekelilingmu bukan ? Araklah doa itu sampai kehadapan-Nya , ketika doa itu sampai kehadapannya kau akan tau , dengan gelar Maha Pemberi dan Pemurah maka Tuhan dan semesta akan bekerja sama untuk mengabulkan doa doa itu.” Kata perempuan dengan mata agak menyempit diiringi senyum yang lapang.

Aku mengangguk mendengar perkataan perempuan itu. Aku terdiam dengan perasaan malu ketika mendengar perkataan yang menyentakkan hatiku. “Siapakah sebenarnya perempuan ini ? siapa namamu ?” Tanyaku dalam hati.

“Doa yang baik tak akan pernah berpusat pada diri sendiri , doa yang baik selalu tersebar untuk orang orang yang ada disekelilingmu , keluarga , sahabat , dan orang orang yang berada disekitarmu.” Lanjut perempuan yang memakai kacamata itu kembali bersama senyum yang tulus.

Aku mengangguk dan tercengang mendengar apa yang ia katakan padaku – seraya aku menjadi seorang yang sangat tolol dan sangat bodoh sedunia.

“Aku akan berdoa bersama mereka , berdoa yang (ter)baik untuk mereka ; orang orang yang dengan kerendahan hati , suka rela , mengucapkan selamat , merayakan hari ini dan mendoakanku hari ini. Aku akan merawat  doa doa yang yang ada disekelilingku. Kemudian aku akan menghantarkan doa itu pada semesta , memohon pada semesta agar semesta mau membawa doa doa itu sampai kehadapan Tuhan. Hingga suatu saat Tuhan Yang Pemberi dan Pemurah mengabulkan doa doa itu. Aku merasakan ada getar yang tak wajar pada diriku saat aku berkata demikian – semacam ada pemikiran yang melampaui batas pemahamanku terhadap doa. 

“Mereka yang berdoa untukmu adalah mereka yang akan membantu menerbangkan doa doamu pada-Nya. Bersama puluhan orang lain , ratusan orang orang yang mendoakanmu , aku akan ikut serta berdoa yang terbaik untukmu didunia dan kelak nanti disemesta selanjutnya.”  Perempuan itu berusaha meyakinkanku lagi bersama senyumnya yang mendamaikan.  

Aku mengangguk lagi , sambil tersenyum malu kearahnya – ada perasaan sedih dalam hatiku ketika aku mendengar ucapan itu. Lalu , aku memejamkan mata ; berdoa segala yang baik untuk orang orang yang ada disekelilingku.

***

“Tuhan , mungkin aku memang bukan seorang yang baik , bukan seorang yang ahli dalam berdoa , tapi jika kau perbolehkan aku untuk berdoa , aku ingin Kau selalu mencintai mereka , keluarga , teman - temanku , sahabat - sahabatku , orang orang yang ada disekelilingku : semestamu. Tak perlu aku meminta yang berlebih untuk diriku sendiri , jagalah aku agar aku bisa selalu mencintai-Mu , mungkin itu cukup. Kemudian , jika Kau memperbolehkanku untuk  membalas doa doa mereka dan jika kau tidak merasa keberatan untuk mengabulkan doaku - untuk orang orang yang merayakan hari ini , yang ada disekelilingku ; bahagiakanlah mereka , cintailah mereka dengan tulus serta kabulkanlah setiap harapan , impian , permohonan dan doa doa mereka .”  Serasa ada tetes air mata yang perlahan membasahi tebing pipiku.

“Amiin. Semoga kau terlahir kembali bersama harapan , impian dan doa doa yang lebih baik.” Kata perempuan itu bersama senyumnya yang lapang.

“Aku adalah doamu.” Perempuan itu seraya menjawab pertanyaanku - sambil mengusap tebing pipiku yang terbasahi air mata dengan penuh kasih sayang.

Setelah beberapa saat. Ketika aku mulai membuka mata ,tiba tiba perlahan perempuan itu menghilang menjelma menjadi doa suci.

***

...Untuk semua , yang paling tidak telah menyapaku , mengucapkan selamat padaku , bahkan mendoakanku. Jika aku boleh membalas kabaikan - kebaikanmu , aku akan berdo’a dan memohon pada Tuhan : Terimakasih ya , Semoga Tuhan mengabulkan segala sesuatu yang menjadi harapan , impian dan doa doa kita. Bahagiakan kami , ampunilah dosa dosa kami , cintailah kami - dengan ketulusan dan kesederhanaan.

Amiin..

0 Response to "Perayaan"

Post a Comment