Kejelasan [Valentine]


– Cokelat

Aku akan bercerita sedikit tentang ValentineAku akan sangat senang sekali jika kau mau membaca ini. Tentunya kalau kamu ada waktu dan tak keberatan untuk membaca, kan?

Semalam aku menyempatkan untuk membaca beberapa artikel mengenai Hari Valentine. Sejujurnya aku tak tau banyak tentang ini. Apa itu valentine? Siapa itu valentine? Dari mana asalnya? Aku tak pernah benar-benar tau kejelasan dari hal itu.

Aku terjebak dibeberapa halaman web mengenai sejarah – asal muasal hari Valentine. Lalu aku berusaha menerjemahkan artikel itu melalui google translate. Aku berusaha memahami – mencoba mencari intisari dari artikel-artikel tersebut. Baik yang berbahasa indonesia ataupun berbahasa inggris yang sudah aku terjemakan. Dan menurutku, ia tak masuk akal! Ia sulit untuk dilogika!

Mengenai Valentine, sejujurnya pengetahuanku memang terbatas. Aku juga ragu menuliskan ini semua. Aku tak banyak tahu menahu tentang Valentine. Tapi ijinkan aku menuliskan sedikit mengenai hari ke-14 dalam bulan Februari itu dengan pemahaman dan pengetahuanku yang penuh keterbatasan.

*

Sayang, mungkin pernah muncul beberapa pertanyaan dalam diri kita tentang Valentine : Bolehkan ia dirayakan ?

Benarkah ia berasal dari tradisi pagan – penyembah berhala ? Benarkah ia diperingati orang orang untuk menghormati salah satu martir – seorang yang rela menderita atau mati untuk memperjuangkan kebenaran atau suatu kepercayaan umat kristiani : St. Valentine pada pertengahan abad ke-3 Masehi ? Benarkah ia diperingati untuk mengenang eksekusi mati seorang pemuda bernama Valentino pada 14 Februari 269 M  ?

Ah, entahlah. Setelah membaca beberapa artikel yang membuat beberapa susunan syaraf dalam otakku berputar putar tak menentu, aku mengambil sebuah kesimpulan sementara : aku tak tau pasti kejelasan dan asal mula dari hari Valentine. Ini rumit, Sayang. Ada beberapa versi asal usul Valentine dan hal-hal lain yang membingungkan dari Valentine sendiri. Itu mungkin salah satu hal yang membuat hal ini tidak jelas.

Sayang, jika memang bagi mereka Hari Valentine itu ada, biarkan mereka merayakannya sesuka hati mereka – merayakan cinta dan kasih sayang. Berbelanja membeli boneka merah muda yang lucu. Bertukar coklat dengan orang-orang tercinta. Menikmati tiket nonton film-film romansa cinta. Menikmati paket dinner bersama orang-orang istimewa, dan seterusnya.

Sayang, jika kau menyukai moment Valentine, nikmatilah : tapi aku harap kau tak perlu berlebihan. Jika kau tidak suka, kau hanya perlu duduk dirumah dengan keluarga menikmati kebersamaan dan kebahagiaan dengan orang orang yang selalu mencintai kita. Kemudian jika sudah terlalu malam dan sudah merasa lelah juga mengantuk, bukalah pintu kamarmu, masuklah ke kamar, lalu kau tutup pintumu. Matikan lampu, lalu tidur.

Aku harap kita tidak terlalu jahat dan benci pada mereka yang merayakan Hari Valentine kemudian menyebut mereka sebagai "pendosa", "pengikut setan", "itu tak ada dalam ajaran agama", "buruk", "atheis" dan seterusnya. Jika memang kita tak menyukai Hari Valentine sebagai hari cinta dan kasih sayang, tak perlu bersikap dingin pada mereka yang merayakan. Barangkali mereka belum tau. Jadi tak perlu menyalahkan atau bahkan membenci mereka. Dan kalau memang menurut para ahli agama, hal itu hanya akan membuat kita semakin berdosa karena merayakannya, mungkin kita bisa menghindarinya. Itu cukup. Tak perlu mencaci maki, apalagi membenci.

Esok kalau pagi sudah tiba, jika Tuhan masih sempat membangunkanku lebih dulu dari kamu, aku tak akan lupa untuk menyapamu seperti biasa. Aku mengawali hari bukan saat aku memulai aktifitasku, tapi saat aku bisa menyapamu – membangunkamu bersama subuh pagi dan kemudian mendoakanmu. Ya, itu adalah salah satu cara untuk tetap setia melangkahkan kaki pada subuh pagi yang sunyi: menyapamu, menunaikan kewajibanku sholat fardhu, kemudian tak lupa berdoa yang terbaik untukmu.

Ah , barangkali menurutmu terlalu gombal , tapi..ah, semoga tidak.

*

Demikianlah. Sayang, mungkin tak ada kejelasan dari hari Valentine : ..the truth behind the Valentine Legend is murky – kebenaran dibalik legenda Valentine adalah suram. Tak ada kejelasan. 

Sayang, terkadang memang tak ada kejelasan dan juga kepastian mengenai suatu hal. Itu wajar. Dan akhirnya yang tersisa hanya hal-hal yang samar. Tapi, kau tak perlu bimbang. Cinta dan kasih sayang tak hanya tersedia pada 14 Februari, kan ?



Salam penuh hangat.

0 Response to "Kejelasan [Valentine]"

Post a Comment